Rabu, 10 Maret 2010

Askep CHF

CHF (Congestif Heart Failure)


A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Gagal jantung disebut juga CHF (Congestive Heart Failure) atau Decomp Cordis.
• Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk matabolisme jaringan. (Sylvia A Price dan Lorraine M.Wilson.1995:583)
• Gagal jantung adalah suatu keadaan ketidakmampuan untuk memompakan darah keseluruhan tubuh sesuai dengan kebutuhan metabolisme. (National Cardiovasculer Harkit.2001:119)
• Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk mempertahankan sirkulasi yang adekuat, ditandai dengan dispneu, dilatasi vena dan edema. (Kamus Kedokteran Dorland.1998:291)
Kesimpulan:
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa gagal jantung adalah keadaan ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah ke seluruh tubuh sesuai dengan kebutuhan.
2. Anatomi dan Fisiologi
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot jantung, bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang tetapi cara kerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kesadaran.
• Bentuk
Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul dan disebut juga basis cordis. Disebelah bawah agak runang disebut apex cordis.
• Letak
Di dalam rongga dada sebelah depan (cavum mediastinum arteriol), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya dibelakang kiri ICS 5 dan ICS 6 dua jari dibawah papilla mammae. Pada tempat itu teraba adanya pukulan jantung yang disebut Ictus Cordis.
• Ukuran
Kurang lebih sebesar kepalan tangan dengan berat kira-kira 250-300 gram.
• Lapisan
Endokardium :Lapisan jantung sebelah dalam, yang menutupi katup jantung.
Miokardium :Lapisan inti dari jantung yang berisi otot untuk berkontraksi.
Perikardium :lapisan bagian luar yang berdekatan dengan pericardium viseralis.
Jantung sebagai pompa karena fungsi jantung adalah untuk memompa darah sehingga dibagi jadi dua bagian besar, yaitu pompa kiri dan pompa kanan.
Pompa jantung kiri: peredaran darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh dimulai dari ventrikel kiri-aorta-arteri-arteriola-kapiler-venula-vena cava superior dan inferior-atrium kanan.


Pompa jantung kanan: peredaran darah kecil yang mengalirkan darah ke pulmonal, dimulai dari ventrikel kanan-arteri pulmonalis-4 vena pulmonalis-atrium kiri.
Gerakan jantung terhadap dua jenis, yaitu konstriksi (sistol) dan relaksasi (diastole) dari kedua atrium, terjadi serentak yang disebut sistol atrial dan diastole atrial. Konstriksi ventrikel kira-kira 0,3 detik dan tahap dilatasi selama 0,5 detik. Konstriksi kedua atrium pendek, sedang konstriksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong dari vantrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah sistemik.
Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah yang sama, tapi tugasny hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru dimana tekanannya lebih rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pompa jantung
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan aliran jantung normal. Konsep curah jantung paling baik dijelaskan dengan persamaan CO=HR X SV dimana curah jantung (CO/Cardiac Output) adalah fungsi frekuansi jantung (HR) dan volume sekuncup (SV/Stroke Volume)
Frekuensi janung adalah fungsi system saraf otonom. Bila curah jantung berkurang, system saraf akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai maka volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Tetapi pada gagal jantung dengan maslah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahanka.
Volume sekuncup, jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi jantung tergantung pada 3 faktor yaitu:
• Preload :adalah sinonim dengan hokum starling pada jantung yang menyatakan jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh regangan otot jantung.
• Kontraktilitas :mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium.
• Afterload :mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompakan darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol.
3. Etiologi
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit jantung congenital maupun didapat. Mekanisme fisiologis, yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium pada keadaan dimana terjadi penurunan pada infark miokardium dan cardiomiopati. Selain ketiga makanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung, ada factor fisiologis lain yang dapat pula mengakibatkan jantung gagal bekerja sebagai pompa. Factor-faktpr yang mengganggu pengisisan ventrikel seperti stenosis katup atrioventrikuler dapat menyebabkan gagal jantung.
Penyebab gagal pompa jantung secara menyeluruh:
a. Kelainan mekanis
• Peningkatan beban tekanan
 Sentral (stenosis aorta)
 Perifer (hipertensi sistemik)
• Peningkatan beban volume (regurgitasi katup, peningkatan beban awal)
• Obstruksi terhadap ventrikel (stenosis mitralis atau trikuspidalis)
• Tamponade pericardium
• Restruksi endokardium atau miokardium
• Aneurisma ventrikel
• Dis-sinergi ventrikel
b. Kelainan miokardium
1) Primer
• Kardiomiopati
• Miokarditis
• Kelainan metabolic
• Toksisitas (alcohol, kobalt)
• Preskardia
2) Kelainan dis-dinamik sekunder (sekunder terhadap kelainan mekanis)
• Kekurangan 02
• Kelainan metabolic
• Inflamasi
• Penyakit sistemik
• Penyakit paru obstrusi menahun (PPOM)
c. Berubahnya irama jantung atau urutan konduksi
• Henti jantung
• Fibrilasi
• Tachycardia atau bradicardia yang berat
• Asim kronis listrik, gangguan konduksi
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis gagal jantung secara keseluruhan sangat bergantung pada etiologinya. Namun dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Ortopnea, yaitu sesak saat berbaring
b. Dyspnea On Effert (DOE), yaitu sesak bila melakukan aktivitas
c. Paroxymal Nocturnal Dyspnea (PND), yaitu sesak napas tiba-tiba pada malam hari disertai batuk
d. Berdebar-debar
e. Lekas capek
f. Batuk-batuk
Gambaran klinis gagal jantung kiri:
a. Sesak napas dyspnea on effert, paroxymal nocturnal dyspnea
b. Pernapasan cheyne stokes
c. Batuk-batuk
d. Sianosis
e. Suara sesak
f. Ronchi basah, halus, tidak nyaring di daerah basal paru hydrothorax
g. Kelainan jantung seperti pembesaran jantung, irama gallop, tachycardia
h. BMR mungkin naik
i. Kelainan pada foto roentgen
Gambaran klinis gagal jantung kanan:
a. Edema pretibia, edema presakral, asites dan hydrothorax
b. Tekanan vena jugularis meningkat (hepato jugular refluks)
c. Gangguan gastrointestinal, anorexia, mual, muntah, rasa kembung di epigastrium
d. Nyeri tekan mungkin didapati gangguan fungsi hati tetapi perbandingan albumin dan globulin tetap, splenomegali, hepatomegali
e. Gangguan ginjal, albuminuria, silinder hialin, glanular, kadar ureum meninggi (60-100%), oligouria, nocturia
f. Hiponatremia, hipokalemia, hipoklorimia
5. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang terjadi akibat gagal jantung:
1) Syok kardiogenik
Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri yang mengakibatkan gangguan fungsi ventrikel kiri yaitu mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan yang khas pada syok kardiogenik yang disebabkan oleh infark miokardium akut adalah hilangnya 40 % atau lebih jaringan otot pada ventrikel kiri dan nekrosis vocal di seluruh ventrikel karena ketidakseimbangan antara kebutuhan dan supply oksigen miokardium.
2) Edema paru
Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti edema dimana saja didalam tubuh. Factor apapun yang menyebabkan cairan interstitial paru meningkat dari batas negative menjadi batas positif.
Penyebab kelainan paru yang paling umum adalah:
a. Gagal jantung sisi kiri (penyakit katup mitral) dengan akibat peningkatan tekanan kapiler paru dan membanjiri ruang interstitial dan alveoli.
b. Kerusakan pada membrane kapiler paru yang disebabkan oleh infeksi seperti pneumonia atau terhirupnya bahan-bahan yang berbahaya seperti gas klorin atau gas sulfur dioksida. Masing-masing menyebabkan kebocoran protein plasma dan cairan secara cepat keluar dari kapiler.
6. Test Diagnostik
Kegagalan jantung diagnosa khas berdasarkan temuan-temuan, tanda-tanda dan gejala klinis dan diketahui. Factor-faktor pencetus, test diagnostic yang dilakukan antara lain:
a) Electrocardiogram (ECG)
Hipertrofi atrial atau ventricular, penyimpangan aksis, iskemia dan kerusakan pola mungkin terlihat dysritmia misalnya: tachycardia, fibrilasi atrial.
b) Sonogram
Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi atau struktur katup atau area penurunan kontraktilitas ventrikel.
c) Scan jantung (multigooted adivisiton (MUGA))
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan geraka dinding.
d) Kateterisasi jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dna membantu membedakan gagal jantung sisi kanan versus kiri dan stenosis katup atau insufisiensi juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras disuntikkan ke dalam ventrikel menunjukkan ukuran abnormal dan perubahan kontraktilitas.
e) Rontgent dada
Dapat menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertropi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah mencerminkan peningkatan tekanan pulmonal abnormal misalnya: pulgus pada pembesaran jantung kiri dapat menunjukkan aneurisma ventrikel.
f) Enzim hepar
Meningkat dalam gagal atau kongesti hepar.
g) Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic.
h) Oksimetri nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah, terutama jika gagal jantung kiri akut memperburuk PPOM atau gagal jantung kiri kronis.
i) AGD
Gagal ventrikel ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan (dini) atau hipoksemia sengan peningkatan PCO2 akhir.
j) Kreatinin
Peningkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal.
k) Albumin/transforin serum
Mungkin menurun sebagai akibat penurunan masukan protein atau penurunan syntesis dalam hepar yang mengalami kongesti.
l) HSD
Mungkin menentukan anemia, polysitemia atau perubahan kepekatan menandakan retensi air mungkin meningkat, menunjukkan infark akut.


7. Penatalaksanaan
a. Istirahat
b. Diit, diit jantung, makanan lunak, rendah garam
c. Pemberian digitalis, membantu kontraksi jantung dan memperlambat frekuensi jantung. Hasil yang diharapkan peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresis akan mengurangi edema. Pada saat pemberian ini pasien harus dipantau terhadap hilangnya dispnea, ortopnea, berkurangnya krekel, dan edema perifer. Apabila terjadi keracunan ditandai dengan anoreksia, mual dan muntah namun itu gejala awal selanjutnya akan terjadi perubahan irama, bradikardi kontrak ventrikel premature, bigemini (denyut normal dan premature saling berganti ), dan takikardia atria proksimal
d. Pemberian Diuretic, yaitu unutuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal. Bila sudah diresepkan harus diberikan pada siang hari agar tidak mengganggu istirahat pasien pada malam hari, intake dan output pasien harus dicatat mungkin pasien dapat mengalami kehilangan cairan setelah pemberian diuretic, pasien juga harus menimbang badannya setiap hari turgor kulit untuk menghindari terjadinya tanda-tanda dehidrasi
e. Morfin, diberikan untuk mengurangi sesak napas pada asma cardial, hati-hati depresi pernapasan
f. Pemberian oksigen
g. Terapi vasodilator dan natrium nitropurisida, obat-obatan vasoaktif merupakan pengobatan utama pada penatalaksanaan gagal jantung untuk mengurangi impedansi (tekanan) terhadap penyemburan darah oleh ventrikel.
8. Klasifikasi
gagal jantung berdasatkan derajat fungsional:
Kelas I :timbul gejala sesak pada aktivitas fisik yang berat, aktivitas sehari-hari tidak terganggu.
Kelas II :timbul gejala sesak pada aktivitas sedang, aktivitas sehari-hari sedikit terganggu.
Kelas III :timbul gejala sesak pada aktivitas ringan, aktivitas sehari-hari terganggu.
Kelas IV :timbul gejala sesak pada aktivitas sangat ringan atau istirahat.
Sumber: Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler Bidang Pelatihan Harapan Kita).
9. patofisiodiagram
ETIOLOGI : Merokok, kolesterol tinggi, exercise kurang, keturunan
Hipertensi
Kompensasi jantung bekerja semakin berat
Penurunan kerja jantung
CHF
Stroke volume menurun
Cardiac output menurun
Penurunan fungsi pompa jantung kanan penurunan fungsi pompa jtg kiri
Residu darah diventrikel kanan meningkat residu darah diventrikel kiri
Terjadi peningkatan tek. Pada V.kanan terjadi peningkatan tek. Pada V.kiri
Darah masuk keatrium kanan darah masuk keatas atrium kiri
Peningkatan tek. Diatrium kanan terjadi peningkatan tek. Pd atrium kiri
Darah refluk keatas  vena
V.kiri menurun darah masuk V.pulmonal
V.cava superior V.cava inferior SV menurun cairan meningkat diparu
Tjd kekurangan O2 diotak edema ekstremitas -edema paru
-Suara serak
-Batuk
-orthopnea
Letargi/kelemahan -kelemahan otot
-GI track : anoreksia
Pusing -perkemihan : urine sedikit
CO menurun
Supply ginjal menurun
Jml Urine menurun
B. Konsep Asuhan Keperawatan pada CHF
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Makanan atau cairan
Gejala:
• Kehilangan nafsu makan
• Mual dan muntah
• Pembengkakan pada ekstremitas
• Diit tinggi garam atau lemak, gula dan kafein
c. Eliminasi
Gejala:
• Penurunan berkemih, urin berwarna gelap
• Berkemih pada malam hari
• Diare atau konstipasi
d. Aktivitas istirahat
Gejala:
• Keletihan atau kelelahan terus-menerus sepanjang hari
• Insomnia
• Nyeri dada dengan aktivitas
e. Sirkulasi
Gejala:
• Riwayat hipertensi
• Bedah jantung
• Anemia
• Endokarditis
f. Integritas ego
Gejala:
• Ansietas, kuatir dan takut
• Stress yang berhubungan dengan penyakit
g. Kenyamanan
Gejala:
• Nyeri dada, angina akut atau kronis
• Sakit pada otot
h. Pernapasan
Gejala:
• Dyspnea pada saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
i. Interaksi social
Gejala:
• Penurunan keikutsertaan dalam aktifitas social yang bias dilakukan
j. Keamanan
Gejala:
• Perubahan dalam fungsi mental
• Kehilangan kekuatan atau tonus otot
• Kulit lecet
2. Diagnosa Keperawatan
1) Curah jantung menurun b.d
• Perubahan kontraktilitas miokardial atau perubahan inotropik.
• Perubahan frekuensi, irama, konduksi jantung.
• Perubahan struktural. (mis: kelainan katup, aneurisma ventrikel)
Intervensi:
Intervensi Rasional
1. Auskultasi nadi apical, kaji frekuensi, irama jantung. Biasanya terjadi tachycardia untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas jantung.
2. Catat bunyi jantung. S1 dan s2 lemah, karena menurunnya kerja pompa S3 sebagai aliran ke dalam serambi yaitu distensi. S4 menunjukkan inkopetensi atau stenosis katup.
3. Palpasi nadi perifer. Untuk mengetahui fungsi pompa jantung yang sangat dipengaruhi oleh CO dan pengisisan jantung.
4. Pantau tekanan darah. Untuk mengetahui fungsi pompa jantung yang sangat dipengaruhi oleh CO dan pengisisan jantung.
5. Pantau keluaran urine, catat penurunan keluaran, dan kepekatan atau konsentrasi urine. Dengan menurunnya CO mempengaruhi suplai darah ke ginjal yang juga mempengaruhi pengeluaran hormone aldosteron yang berfungsi pada proses pengeluaran urine.
6. Kaji perubahan pada sensori contoh: letargi, bingung, disorientasi, cemas dan depresi. Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadap penurunan curah jantung.
7. Berikan istirahat semi recumbent (semi-fowler) pada tempat tidur. Memperbaiki insufisiensi kontraksi jantung dan menurunkan kebutuhan oksigen dan penurunan venous return.
8. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi, oksigen, obat jantung, obat diuretic dan cairan. Membantu dalam proses kimia dalam tubuh.

2) Intoleransi aktivitas b.d
• Kelemahan, kelelahan.
• Perubahan tanda vital, adanya dysritmia.
• Dyspnea.
• Pucat.
• Berkeringat.
Intervensi:
Intervensi Rasional
1. Periksa tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas, khususnya bila pasien menggunakan vasodilator, diuretic. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilatasi), perpindahan cairan atau pengaruh fungsi jantung.
2. Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia, dispnea, berkeringat, pucat. Penurunan atau ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dapat menyebabkan peningkatan segera frekuensi jantung.
3. Kaji penyebab kelemahan contoh pengobatan, nyeri, obat. Kelemahan adalah efek samping beberapa obat (beta bloker, traquilizer, sedative), nyeri dan program penuh stress juga memerlukan energi dan menyebabkan kelemahan.
4. Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas. Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung daripada kelebihan aktivitas.
5. Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi, selingi periode aktivitas dengan istirahat. Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa mempengaruhi stress miokard.
6. Implementasikan program rehabilitasi jantung atau aktivitas. Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindarai kerja jantung atau konsumsi oksigen berlebih. Penguatan dan perbaikan fungsi jantung dibawah stress, bila disfungsi jantung tidak dapat baik kembali.





















3) Kelebihan volume cairan b.d
• Menurunnya laju filtrasi glomerulus (menurunnya curah jantung) atau meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.
Intervensi Rasional
1. Pantau keluaran urin, catat jumlah dan warna saat hari dimana diuresis terjadi Keluaran urin mungkin sedikit dan pekat (khususnya selama sehari) karena penurunan perfusi ginjal.
2. Hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam. Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba-tiba atau berlebih (hipovolemia) meskipun edema atau asites masih ada.
3. Berikan posisi kaki lebih tinggi dari kepala. Pembentukan edema, sirkulasi melambat, gangguan pemasukan nutrisidan imobilisasi dan tirah baring yang lama.
4. Auskultasi bunyi napas, catat penurunan dan atau bunyi napas tambahan contoh krekels, mengi atau batuk. Kelebihan cairan sering menimbulkan kongersti paru. Gejala edema paru dapat menunjukkan gagal jantung kiri akut.
5. Berikan makanan yang mudah dicerna, porsi kecil dan sering. Penurunan motilitas gaster dapat berefek merugikan pada digestif.
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi diuetik, cairan dan elektrolit. Diuretic meningkatkan laju aliran urin dan dapat menghambat reabsorbsi.
7. kolaborasi dengan ahli gizi. Perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang memenuhi kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.

4) Pertukaran gas, kerusakan, resiko tinggi b.d
• Perubahan membrane kapiler-alveolus, contoh pengumpulan atau perpindahan cairan ke dalam area interstitial atau alveoli.
Intervensi:
Intervensi Rasional
1. Auskultasi bunyi napas, catat krekels. Menyatakan adanya kongesti paru atau pengumpulan secret menunjukkan kebutuhan untuk.
2. Anjurkan klien untuk batuk efektif, napas dalam. Membersihkan jalan napas dan memudahkan aliran oksigen.
3. Dorong perubahan posisi. Membantu mencegah atelektasis dan pneumonia.
4. Pertahankan tirah baring 20-300 posisi semi fowler. Menurunkan konsumsi oksigen atau kebutuhan dan meningkatkan inspaksi paru maksimal.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam terapi o2 dan laksanakan sesuai indikasi. Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar yang dapat memperbaiki atau menurunkan hipoksia jaringan.
6. Laksanakan program dokter dalam pemberian obat seperti diuretic dan bronkodilator. Menurunkan kongestif alveolar, meningkatkan pertukaran gas, meningkatkan aliran oksigen dengan mendilatasi jalan napas dan mengeluarkan efek diuretic ringan untuk menurunkan kongestif paru.

5) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d
• Tirah baring.
• Edema, penurunan perfusi jaringan.
Intervensi:
Intervensi Rasional
1. Lihat kulit catat penonjolan tulang. Lihat adanya edema, area sirkulasinya terganggua atau pigmentasi atau kegemukan. Kerana gangguan sirkulasi perifer kulit beresiko imobilisasi fisik dan gangguan status nutrisi.
2. Pijat area kemerahan Meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia jaringan.
3. Sering rubah posisi di tempat tidur atau kursi. Bantu lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif. Memperbaiki sirkulasi atau menurunkan waktu satu area yang mengganggu aliran darah.
4. Sering berikan perawatan kulit, meminimalkan kelembaban. Kulit terlalu kering dan lembab dapat merusak kulit dan mempercepat kerusakan.
5. Periksa sepatu atau sandal yang kesempitan, ubah sesuai kebutuhan. Sepatu terlalu sempit dapat menyebabkan edema dependen. Meningkatkan resiko tertekan dan kerusakan kulit pada kaki.
6. Hindarai obat intramuscular. Edema interstitial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorbsi obat dan predisposisi untuk kerusakan kulit atau terjadinya infeksi.

6) Kurang pengetahuan b.d
• Kurang pemahaman atau kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung.
Intervensi Rasional
1. Diskusikan fungsi jantung normal, meliputi informasi sehubungan dengan perbedaan pasien dari fungsi normal. Jelaskan perbedaan antara serangan jantung dan gangguan jantung kongestif. Pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat memudahkan ketaatan dan program pengobatan.
2. Kuatkan rasional pengobatan. Pemahaman program obat dan pembatasannya dapat meningkatkan kerjasama untuk mengontrol gejala.
3. Dapat tetap menjalankan aktivitas tetapi jangan sampai kelelahan tetapi tetap istirahat. Aktivitas fisik berlebihan dapat berlanjut menjadi melemahkan jantung.
Selengkapnya...

Askep Jiwa : Halusinasi

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI

I. MASALAH UTAMA
Halusinasi

II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Masalah Utama
1. Pengertian
a. Halusinasi adalah keadaan dimana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola diri stimulus yang mendekat yang diperkasai secara internal atau eksternal disertai dengan suatu pengurangan berlebihan distarsi/ kelainan berespon terhadap stimulus. (Mary C.T, 1998)
b. Halusinasi adalah gangguan sensori/persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. (Maramis, 1998).
c. Halusinasi adalah suatu penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksterna, persepsi palsu. (Lubis, 1993).
d. Halusinasi adalah pengindraan tanpa sumber rangsang eksternal.
2. Tanda dan Gejala
a. Merasa tidak mampu (HDR)
b. Putus asa (tidak percaya diri)
c. Merasa gagal (kehilangan motivasi menggunakan ketrampilan diri)
d. Kehilangan kendali diri (demoralisasi)
e. Merasa mempunyai kekuatan berlebihan dengan gejala tersebut
f. Merasa malang (tidak dapat memenuhi kebutuhan spiritual)
g. Bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun kebudayaan
h. Rendahnya kemampuan sosialisasi diri
i. Perilaku agresif
j. Perilaku kekerasan
k. Ketidakadekuatan pengobatan
l. Ketidakadekuatan penanganan gejala

(Sareno, Kumpulan Materi Perkuliahan Perawatan Mental 2001, Magelang)




Jenis-jenis halusinasi

1) Pendengaran
Mendengarkan suara-suara/ kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien bahkan sampai ke percakapan lengkap antara 2 orang atau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa pasien, disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan.
2) Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks, bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.
3) Penghirup
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urine, feses, umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghirup sering akibat stroke, tumor, kejang atau demensta.
4) Pengecapan
Merasa mengecap seperti rasa darah, urine atau feses.
5) Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas, rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.
6) Chenestetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan atau pembentukan urine.
7) Kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

B. Penyebab
Perilaku Menarik Diri
1. Pengertian
Perilaku menarik diri adalah perilaku yang merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. (Rawhns, 1993) Menarik diri termasuk isolasi diri adalah suatu tindakan melepaskan diri dari alam sekitarnya. Individu tidak ada minat dan perhatian terhadap lingkungan sosial secara langsung. Perilaku menarik diri merupakan reaksi pada masa kritis yang bersifat sementara dan dimanifestasikan dengan perilaku yang bermacam-macam.
2. Tanda dan Gejala
a. Kurang spontan
b. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
c. Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi sedih)
d. Afek tumpul
e. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri
f. Komunikasi verbal menurun/ tidak ada. Tidak bercakap-cakap dengan orang lain
g. Mengisolasi diri (menyendiri), memisahkan diri dari orang lain
h. Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya
i. Pemasukan makanan dan minuman terganggu
j. Retensi urine dan feses
k. Aktivitas menurun
l. Kurang energi (tenaga)
m. Harga diri rendah
n. Posisi janin pada saat tidur
o. Menolak hubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.

C. Akibat
1. Pengertian
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan. Hal ini terjadi karena pasien mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan dan pasien tidak menemukan alternatif lain sehingga timbul perasaan marah, jengkel yang disertai ketidakmampuan mengontrol diri, sehingga pasien mengungkapkan perasaan lewat perilakunya.
2. Tanda dan Gejala
a. Merusak barang
b. Ada ide untuk bunuh diri
c. Melakukan kekerasan fisik secara aktual/potensial
d. Tingkah laku maniac
e. Menggebrak meja/ tempat tidur
f. Riwayat perilaku menyakiti orang lain
g. Keluhan neurologis agitasi
h. Menyalahgunakan obat/ zat



III. A. Pohon Masalah

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
No Diagnosa Data yang sudah ada Data yang perlu dikaji
1 Halusinasi
a. Pendengaran
- Melirik mata ke kanan/ ke kiri untuk mencari sumber suara
- Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang sedang berbicara/ benda mati didekatnya
- Terlibat pembicaraan dengan benda mati ayau orang yang tidak nampak
- Menggerakkan mulut seperti mengomel

b. Penglihatan
- Tiba-tiba tampak tergagap, ketakutan karena orang lain, benda mati atau stimulus yang tak terlihat
- Tiba lari ke ruang lain

c. Pengecepan - Meludahkan makanan atau minuman
- Menolak makanan atau minum obat
- Tiba-tiba meninggalkan meja makan

d. Penghirup
- Mengkerutkan hidung seperti menghirup udara yang tidak enak
- Menghirup bau tubuh
- Menghirup bau udara ketika berjalan kearah orang lain
- Berespon terhadap bau dengan panic

e. Peraba
- Menampar diri sendiri seakan-akan sedang memadamkan api
- Melompat-lompat di lantai seperti menghindari sesuatu yang menyakitkan

f. Sintetik
- Mengverbalisasi terhadap proses tubuh
- Menolak menyelesaikan tugas yang menggunakan bagian tubuh yang diyakini tidak berfungsi

2. Menarik diri
- Kurang spontan
- Apatis (acuh terhadap lingkungan)
- Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi sedih)
- Afek tumpul
- Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri
- Komunikasi verbal menurun/ tidak ada
- Mengisolasi diri (menyendiri)
- Aktivitas menurun
- Kurang energi
- Menolak berhubungan dengan orang lain

3 Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
- Merusak barang
- Ada ide untuk membunuh/ bunuh diri
- Melakukan kekerasan fisik aktual/potensial
- Tingkah laku maniac
- Menggebrak meja/ tempat tidur
- Riwayat perilaku mengejar orang lain
- Keluhan neurologis agitasi
- Menyalahgunakan obat/ zat
- Riwayat melakukan kekerasan pada orang lain.


DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Halusinasi
2. Menarik diri
3. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan


PEDOMAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK DIAGNOSA KEPERAWATAN HALUSINASI

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Intervensi
Tujuan Kriteria Evaluasi
Halusinasi
TUM :
Klien tidak berhalusinasi
TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya

1.1 Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa, senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi

1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik.
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

TUK 2 :
Klien dapat mengenal halusinasi 2.1 Klien dapat menyebutkan waktu, isi, frekuensi timbulnya halusinasi

2.2 Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasi 2.1.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.1.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya : berbicara dan tertawa tanpa stimulus, memandang ke kiri/ ke kanan/ ke depan seolah-olah ada teman bicara.
2.13 Bantu klien mengenal halusinasinya :
a. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi, tanyakan apakah ada suara yang didengar.
b. Jike klien menjawab ada, lanjutkan apa yang dikatakan.
c. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu, namun perawat sendiri tidak mendengarnya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh)
d. Katakan bahwa klien lain juga ada seperti klien
e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien.
2.1.4 Diskusikan dengan klien
a. Situasi yang menimbulkan/ tidak menimbulkan halusinasi.
b. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore dan malam atau jika sendiri, jengkel/ sedih)
2.2.1 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah/takut, sedih, senang) beri kesempatan mengungkapkan perasaan.

TUK 3 :
Klien dapat mengkontrol halusinasinya 3.1 Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasaya dilakukan untuk menghindari halusinasi

3.2 Klien dapat menyebutkan cara baru
3.3 Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasi seperti yang telah didiskusikan.
3.4 Klien dapat melaksanakan cara yang telah dipilih untuk mengendalikan halusinasinya.
3.5 Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok 3.1.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.1.2 Diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri pujian.
3.2.1 Diskusikan cara baru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi
a. Katakan : "Saya tak mau dengan kamu" (pada saat halusinasi terjadi)
b. Menemui orang lain (perawat/ teman/ anggota keluarga) untuk bercakap-cakap atau mengatakan halusinasi yang didengarnya.
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-sehari agar halusinasi tidak sempat muncul
d. Meminta keluarga/ teman/perawat, menyapa jika tampak berbicara sendiri
3.3.1 Bantu klien memilih dan melatih cara memutuskan halusinasi secara bertahap
3.4.1 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih. Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
3.5.1 Anjurkan klien mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi

TUK 4 :
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya 4.1 Keluarga dapat membina hubungan saling percaya

4.2 Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi 4.1.1 Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
4.2.1 Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung/ pada saat kunjungan rumah)
a. Gejala halusinasi yang dialami klien
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi.
c. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah, beri kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama.
d. Beri informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan halusinasi tidak terkontrol dan risiko mencederai orang lain.

TUK 5 :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik 5.1 Klien dan keluarga dapat menyebutkan manfaat, dosis, dan efek samping obat

5.2 Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
5.3 Klien dapat informasi tentang manfaat dan efek samping obat
5.4 Klien memahami akibat berhentinya obat tanpa konsultasi
5.5 Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat 5.1.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi, dan manfaat obat
5.2.1 Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
5.3.1 Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat yang dirasakan
5.4.1 Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi
5.5.1 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 (lima) benar



STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN I

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenal halusinasinya
c. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik
b. Diskusikan dengan klien tentang halusinasinya yang dialaminya
c. Identifikasi jenis, waktu, isi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi dan respon klien terhadap halusinasi
d. Diskusikan dengan klien tentang apa yang dirasakan jika halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
e. Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
f. Ajarkan memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal rencana kegiatan harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik
"Selamat pagi, perkenalkan nama saya Ita Rahmawati, saya biasa dipanggil Ita. Nama siapa? Biasanya senang dipanggil siapa? Wah bagus sekali namanya. Saya yang akan merawat selama di rumah sakit ini, jika membutuhkan bantuan saya siap membantu"

b. Validasi/ evaluasi
"Bagaimana perasaan saat ini? Apa keluhan saat ini?

c. Kontak (topik,waktu, dan tempat)
"Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang suara-suara yang sering dengar? Berapa lama kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit? Dimana tempat yang menurut cocok untuk berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruangan ini?

2. Fase Kerja

"Coba ceritakan suara-suara yang sering dengar?
Apakah mengenali suara siapa itu?
Apa terus-menerus mendengar suara-suara itu? Kapan saja suara itu terdengar?
Situasi yang bagaimana yang menurut menjadi pencetus munculnya suara itu?
Berapa kali suara itu terdengar?
Apakah merasa terganggu dengan suara-suara tersebut?
Apakah yang lakukan jika suara-suara itu terdengar?
Bagaimana perasaan ketika suara-suara itu muncul?
Apakah dengan cara seperti itu suara-suara tersebut bisa hilang?
Bagaimana kalau kita belajar cara-cara mencegah suara-suara yang muncul?
Ada 4 cara untuk mencegah suara-suara itu muncul, yang pertama dengan menghardik suara-suara yang muncul misal Anda tutup telinga atau tanamkan kata-kata dalam hati sambil mengungkapkan "pergi-pergi, saya tidak mau dengar kamu!" yang ke-2 dengan melakukan percakapan dengan orang lain. Ke-3 dengan melakukan kegiatan yang sudah terjadwal. Dan yang ke-4 dengan minum obat teratur" seperti yang tadi saya contohkan sampai suara-suara itu hilang ya!
Coba peragakan tapi ingat di dalam hati saja ya!
Nah, begitu bagus! Coba lagi! Ya bagus sudah bisa.

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
"Bagaimana perasaan setelah memperagakan latihan tadi?
Kalau suara-suara tidak berwujud itu muncul lagi coba cara-cara tadi dilatih.
Oh ya ya! Masih ingat 4 cara mengontrol halusinasi tadi apa saja? Wah bagus sekali masih ingat."
b. Rencana tindakan lanjut
" besok kita latihan lagi untuk cara yang ke-2 ya! Dengan cara melakukan percakapan dengan orang lain dan cara-cara yang lain."
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
"Baiklah pertemuan hari ini cukup sekian dulu. Besok kita ketemu lagi ya untuk berlatih mengendalikan suara-suara dengan bercakap-calap.
Maunya mau dimana? Bagaimana kalau ditempat ini lagi, besok jam sama seperti ini jam 10.00 WIB.
Jangan lupa ya…!



STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN II


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan Keperawatan
a. Evaluasi cara menghardik halusinasi
b. Latih dan mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
c. Kontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan dalam rencana harian
d. Ajarkan kegiatan bercakap-cakap dimasukkan dalam rencana harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik
"Selamat pagi, !" masih ingat dengan saya? Bagaimana kabarnya? Masih ingat tho, saya Ita yang kemarin.
b. Validasi/ evaluasi
"Apa yang rasakan hari ini? Wah tampak senang sekali, ya?
c. Kontak (topik,waktu, dan tempat)
"Seperti janji saya kemarin, bahwa hari ini kita akan berlatih mengontrol halusinasi dengan berbincang-bincang dengan orang lain dan melakukan kegiatan seperti yang direncanakan per hari. Masih ingat kan? Nanti kita akan berbincang-bincang selama 30 menit ya? Bagaimana kalau kita bercakap-cakap di ruangan ini lagi?

2. Fase Kerja
"Kemarin sudah bisa menghardik halusinasi kan? Sekarang cara yang ke-2 untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau mulai mendengar suara-suara langsung saja cari teman untuk mengobrol dengan teman atau ajak perawat.
Contoh : "Tolong, saya sekarang mulai mendengar suara-suara itu!
Ayo ngobrol dengan saya!
Coba sekarang lakukan seperti saya tadi! Bagus, nah latihan terus ya dan diingat terus.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan setelah berbincang-bincang dengan saya?
Evaluasi objektif : Sekarang coba sebutkan 4 cara mengontrol halusinasi!
Bagus sekali, jangan lupa dilakukan ya!
b. Rencana tindakan lanjut
"Jadi jangan lupa melakukannya dan kita masukkan dalam kegiatan harian !
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
"Saya rasa pertemuan kita cukup sekian dulu, kita bertemu lagi untuk berbincang-bincang tentang cara ke-3 dengan membuat jadwal rencana harian. Tempatnya di sini lagi. Bagaimana kalau besok jam 10.00 WIB selama 15 menit. Bagaimana setuju kan? Silahkan kalau mau istirahat."




STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN III


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan Keperawatan
a. Kondisi latihan menghardik dengan bercakap-cakap
b. Ajarkan kegiatan yang terjadwal
c. Memasukkan kegiatan dalam jadwal rencana harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik
"Selamat pagi ! Mari kita mengobrol-ngobrol lagi! Bagaimana kabarnya?"
b. Validasi/ evaluasi
"Apa yang rasakan hari ini? Sudah ngobrol dengan siapa saja, pasti sudah kenal dengan perawat-perawat sini ya? Coba sebutkan namanya sedikit saja!" bagus sekali!
c. Kontak (topik,waktu, dan tempat)
"Seperti janji kita kemarin hari ini kita akan membuat jadwal rencana kegiatan untuk mengontrol halusinasi. Bagaimana kalau di ruang ini lagi ya! Kita akan ngobrol selama 15 menit saja. Bagaimana? Baiklah

2. Fase Kerja

"Apa saja yang biasa lakukan di rumah? Pagi hari apa kegiatan yang lakukan? Jam berapa biasanya (terus apa saja kegiatannya sampai malam) wah banyak sekali kegiatannya. Mari coba hari ini kita latihan 2 kegiatan hari ini, misalkan perbed dan menyapu lantai.
Bagus sekali bisa lakukan. Kegiatan ini dapat menghalau suara-suara waktu Anda mendengarkan.
Kegiatan apalagi yang bisa lakukan dari pagi sampai malam coba Anda lakukan!

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan setelah bercakap-cakap tentang melakukan kegiatan sesuai rencana harian?
Evaluasi objektif : Coba sebutkan cara yang telah kita lakukan! Bagus sekali
b. Rencana tindakan lanjut
"Coba lakukan sesuai jadwal !" bisa berlatih aktivitas lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam.
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
"Bagaimana kalau besok kita latihan cara yang ke-4 dengan membahas tentang cara minum obat yang baik serta guna obat. Masih ingatkan cara yang terakhir ini? Besok disini lagi dijam yang sama. Bagaimana? Tidak boleh telat ya! Silakan kalau punya kegiatan dilanjutkan saja!



STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN IV


A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengontrol halusinasinya
b. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
4. Tindakan Keperawatan
a. Mendiskusikan dengan klien tentang dosis obat, tentang manfaat dan frekuensinya.
b. Menganjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan frekuensinya
c. Menganjurkan klien berbicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat
d. Diskusikan akibat berhenti minum obat
e. Mendiskusikan 5 benar dalam pemberian obat
f. Kontrol halusinasi dengan pemberian obat

B. STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik
"Selamat pagi !"
b. Validasi/ evaluasi
"Baik-baik saja kan! Wah tampak segar hari ini. Bagaimana perasaan, !
Bagaimana waktu halusinasi itu muncul, apakah mencoba cara-cara yang sudah kita bicarakan kemarin? Berhasil tidak? Berhasi! Bagus sekali.
c. Kontak (topik,waktu, dan tempat)
"Seperti janji kita kemarin hari ini saya akan menjelaskan tentang obat-obatan yang minum yang bisa mengatasi suara-suara yang mengganggu. Dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini saja ya? Cukup 15 menit cukup!

2. Fase Kerja
"Ini jenis obat-obatan yang minum! Sebutkan warna, nama, fungsi, dosis, cara dan waktunya.
Adakah bedanya setelah minum obat sudah teratur? Apakah suara itu berkurang/ hilang? Minum obat itu sangat penting, supaya suara-suara itu cepat hilang. Kalau suara-suara dan apa yang Anda dengar hilang, tidak boleh dihentikan obatnya. Nanti konsultasikan dengan dokter sebab kalau putus obat bisa kambuh lagi dan sulit mengembalikan ke keadaan semula.
Kalau obat habis minta lagi ke dokter, perlu teliti saat makan obat yang jangan ambil milik orang lain, baca kemasan, tepat jam minum dengan cara yang benar yaitu setelah makan jangan lupa harus benar obat dan dosisnya harus 5 benar.

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif : Bagaimana perasaan setelah kita bercakap-cakap tentang obat?
Evaluasi objektif : Coba sebutkan cara yang telah kita pelajari! Sarat benar dalam pemberian obat! Wah bagus sekali jangan lupa minum obat, ya!
b. Rencana tindakan lanjut
"Bagaimana kalau kita masukkan jadwal kegiatan harian ya?
c. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
Selengkapnya...

Cara Buat Logo dan Banner

Apa Anda sudah memiliki Banner....???

Jika belum punya, saya akan membantu Anda...

Mau ngak...??

Bagi kalian yg bisa program photoshop, membuat banner dan badge/chicklet itu mudah. Bagi yg agak males latihan otak-atik photoshop seperti saya tidak usah kuatir. Di internet banyak penyedia program pembuat chicklet dan banner online secara gratis dan instan. Sebagai pembuka, logo atau chicklet adalah banner kecil yg biasa buat link-button seperti yg di sidebar blog saya. Sementara banner ukurannya lebih besar dan biasa ditaruh di header blog/website.

Ikuti panduan buat logo/chicklet/banner berikut:

A. Cara Membuat Chicklet

1. Kunjungi http://button.blogflux.com/

2. Di LEFT-BLOCK (bagian kiri atas) ada menu “Text”, ganti tulisan “w3c” sesuai dg yg Anda inginkan. Contoh, tulis Blog;

3. Di RIGHT-BLOCK (bagian kanan atas) ada menu “Text”, ganti tulisan “xhtml” dg yg sesuai dg keinginan Anda, contoh, “Tutorial”

4. Di GENERATE-BUTTON (bagian kanan bawah) klik tulisan Generate Button. Maka akan muncul chicklet seperti ini:

5. Nah, arahkan mouse ke gambar, klik kanan –> save picture as –> kasih nama file (contoh: blog-tutorial –> save di komputer Anda.

6. Setelah di saving di komputer, masukkan / upload gambar chicklet tsb di situs online seperti googlepages.com. Dalam kasus ini, gambar disimpan di http://fatihsyuhud.googlepages.com/ jadi alamat chicklet gambar tsb. adalah http://fatihsyuhud.googlepages.com/ blog-tutorial.gif

Note: Apabila belum daftar di googlepages.com, Anda tinggal kunjungi alamat URL googlepages.com and login dengan account gmail Anda.

7. Setelah tersimpan secara online, Anda bisa gunakan sesuai kebutuhan Anda seperti untuk linkbutton tukar link dg teman-teman blogger lain, atau sekedar buat pajangan di sidebar.

Tip: bentuk font dan background warna dapat dirubah sesuai selera. Tinggal klik menu “color” dan “background” di situs di atas.

B. Cara Buat Banner Online

1. Kunjungi situs http://cooltext.com/
2. Klik menu DESIGN A LOGO (bagian atas).
3. Di menu CHOOSE A LOGO DESIGN pilih gambar yg Anda suka, contoh, klik EMBOSSED.
4. Di menu LOGO TEXT saya tulis “Blog Tutorial”
5. Klik menu RENDER LOGO DESIGN (bagian paling bawah).
6. Save ke komputer (caranya, klik kanan gambar tersebut –>save picture as –>kasih nama file )

7. Setelah itu upload ke googlepages.com milik Anda. (lihat poin A.5 dan A.6).

Gampang kan... pastinya,,,

tp klo mo buat banner yang lebih keren lagi, ya banyak'' utak-atik program photoshop... hehehe

Catatan: Mengupload image / gambar logo atau banner tentu saja tidak harus di googlepages.com, bagi pengguna wordpress.com Anda bisa juga menguploadnya di wordpress.com, di blogger.com bagi pengguna blogspot, atau di mana saja hosting online gratis.
Selengkapnya...

Askep Jiwa : Gangguan Konsep Diri; Harga Diri Rendah

LAPORAN PENDAHULUAN II

I. Kasus ( Masalah Utama )
Gangguan konsep diri; harga diri rendah
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Core Problem
1. Definisi
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. ( Keliat B.A , 1992 )
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan.
2. Tanda dan gejala
a. Perasaan negatif terhadap diri sendiri
b. Hilang kepercayaan diri
c. Merasa gagal mencapai keingginan
d. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu
e. Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai mana mestinya
f. Menarik diri dari kehidupan sosial
g. Banyak diam dan sulit berkomunikasi

B. Penyebab
Koping individu tidak efektif
Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif, koping merupakan respon pertahanan individu terhadap suatu masalah. Jika koping itu tidak efektif maka individu tidak bisa mencapai harga dirinya dalam mencapai suatu perilaku.



C. Akibat
Menarik diri
Mekanisme terjadinya masalah :
Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya, individu dengan harga diri rendah akan merasa tidak mampu , tidak berdaya, pesimis dapat menghadapi kehidupan, dan tidak percaya pada diri sendiri. Untuk menutup rasa tidak mampu individu akan banyak diam, menyendiri, tidak berkomunikasi dan menarik diri dari kehidupan sosial.

III. A. Pohon Masalah
Gangguan isolasi sosial : menarik diri
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Koping individu tidak efektif

B. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu di Kaji
1. Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji
a. Lebih banyak diam
b. Lebih suka menyendiri/ hubungan interpersonal kurang
c. Personal hygiene kurang
d. Merasa tidak nyaman diantara orang
e. Tidak cukupnya ketrampilan sosial
f. Berkurangnya frekwensi, jumlah dan spontanitas dalam berkomunikasi
2. Gangguan konsep diri harga diri rendah
Data yang perlu dikaji
a. Perasaan rendah diri
b. Pikiran mengarah
c. Mengkritik diri sendiri
d. Kurang terlibat dalam hubungan sosial
e. Meremehkan kekuatan/ kemampuan diri
f. Menyalahkan diri sendiri
g. Perasaan putus asa dan tidak berdaya.
3. Koping individu tidak efektif
a. Masalah yang di hadapi pasien (sumber koping)
b. Strategi dalam menghadapi masalah
c. Status emosi pasien

IV. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan interaksi sosial ; menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif.

V. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 2 : Gangguan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
TUM : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki.
a. Kriteria hasil :
2.1. Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
- kemampuan yang dimiliki
- aspek positif keluarga
- aspek positif lingkungan yang di miliki klien.
b. Intervensi
2.1.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.1.2. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.
2.1.3. Utamakan memberi pujian yang realistik.
TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
a. Kriteria evaluasi
3.1. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
b. Intervensi
3.1.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
3.1.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
TUK 4 : Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
a. Kriteria evaluasi
4.1. Klien membuat rencana kegiatan harian.
b. Intervensi
4.1.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
- kegiatan mandiri
- kegiatan dengan bantuan sebagian
- kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
4.1.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.1.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
a. Kriteria evaluasi
5.1. Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
b. Intervensi
5.1.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
5.1.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
5.1.3. Diskusikan kemungkinan, pelaksanaan di rumah.
TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada :
a. Kriteria evaluasi
6.1. Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.
b. Intervensi
6.1.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
6.1.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
6.1.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN I

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih suka menyendiri, banyak diam sulit berkomunikasi dengan teman-temannya, pandangan mata kosong.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan Khusus
Tuk :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2. klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
4. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Beri peerhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif
c. Utamakan memberikan pujian yang realistis

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam tarapeutik
"Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya Sri Sundari, saya biasa dipanggil Ndari, nama mbak siapa ? dan panggilan apa yang mbak sukai ? Baiklah mbak, di sini saya akan menemani mbak, saya akan duduk di samping mbak, jika mbak akan mengatakan sesuatu saya siap mendengarkan."
b. Evaluasi/ validasi
"Bagaimana perasaan mbak hari ini, saya ingin sekali ingin membantu menyelesaikan masalah mbak dan saya harap mbak mau bekerja sama dengan saya, kalau boleh saya tahu apa yang terjaadi di rumah sehingga mbak sampai dibawa kemari ?"
c. Kontrak
"Mbak bagaimana kalau hari ini kita bincang-bincang tentang kemampuan yang mbak miliki, di mana kita ngobrol mbak ? berapa lama ? baiklah bagaimana kalau kta nanti ngobrol di taman selama + 15 menit.
3. Fase Kerja
"Nah, coba mbak cari kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sebelum sakit. Baik, apalagi mbak ?"
"Bagus sekali ternyata mbak memiliki kemampuan yang banyak sekali."
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 15 menit tadi ?"
"Bisa mbak ulangi lagi apa yang telah kita bicarakan tadi ?"
b. Rencana tindak lanjut
"Setelah ini kita akan berbicara mengenai kemampuan yang masih bisa mbak gunakan selama sakit."
c. Kontrak
"Baiklah mbak, waktu kita sudah habis bagaimana kalau kita cukupkan sampai di sini, kira-kira jam berapa kita bertemu lagi ? tempatnya di mana ?"
"Baiklah mbak bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 11 selama + 20 menit."

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien lebih suka menyendiri, banyak diam, kurang berkomunikasi dengan teman-temannya.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan interaksi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3. Tujuan Khusus
Tuk 3 : klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
Tuk 4 : klien dapat ( menetapkan ) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Tuk 5 : klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
4. Tindakan Keperawatan
1. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya
2. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
- Kegiatan mandiri
- Kegiatan dengan bantuan sebagian
- Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
c. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan .
3. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan tentang kemungkinan melaksanakan di rumah

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
"Selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya. Coba sebutkan nama saya, bagus ternyata mbak masih ingat."
b. Evaluasi/ validasi
"Mbak kelihatan cantik dan segar hari ini, bagaimana perasaan mbak hari ini ?"
c. Kontrak
"Kemarin kita sudah berbicaara mengenai kemampuan yang mbak miliki selama sebelum sakit, nah sekarang sesuai dengan janji kita, bagaimana kalau kita mulai pembicaraan kita mengenai kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sakit atau di rumah sakit ini, di mana kita bicara nanti mbak ? Bagaimana kalau kita bicara di ruang tamu + 30 menit.
2. Fase Kerja
"Sekarang coba mbak ssebutkan kegiatan yang bisa mbak lakukan selama sakit."
"Baik, apalagi mbak ?"
"Mbak punya hobi apa ? memasak atau mungkin membuat ketrampilan ?"
"Nah… ya itu tadi bisa mbak lakukan di rumah sakit ini, di sini tersedia fasilitas untuk mbak bisa menggali kemampuan mbak ."
"Masih banyak kegiatan yang bisa mbak lakukan di sini sesuai dengan bakat dan kemampuan mbak."
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
"Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 30 menit tadi ?"
"Bisa mbak ulangi lagi apa yang elah kita bicarakan tadi ?"
b. Rencana tindak lanjut
"Mulai saat ini coba mbak lakukan sedikit demi sedikit apa yang telah kita bicarakan tadi."
c. Kontrak
"Baiklah mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita cukupkan sampai di sini, kira-kira jam berapa kita bertemu lagi ? tempatnya di mana ?"
Selengkapnya...

Jumat, 05 Maret 2010

10 Visual Style & Theme Windows Favorit

Beragam cara dapat Anda lakukan untuk membuat tampilan Windows Anda menjadi lebih menarik, misalnya dengan menggunakan WindowBlinds, Talisman, atau TrueTransparency.

Tahukah Anda bahwa Anda pun bisa mengubah tampilan Windows tanpa menggunakan bantuan software lain? Yang Anda perlukan adalah visual styles yang banyak terdapat di situs deviantart.com dan bisa Anda download secara gratis.

Berikut ini adalah 10 visual style dan theme pilihan yang menurut kami cukup menarik. Jika Anda tidak menemukan visual style yang cocok, Anda bisa langsung mencarinya di deviantart.com.

Selengkapnya...

Gratis Windows Styler Untuk Mempercantik Windows Anda

SystemUp 2009 Windows Styler merupakan software yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dan mempercantik tampilan Windows XP dan Windows Vista Anda. Secara fungsi software ini mirip seperti WindowBlinds, Talisman, atau TrueTransparency yang pernah kami bahas.

Dalam rangka promosi, zoneLink memberikan gratis software Windows Styler (harga aslinya 9.99 €).

Untuk mendapatkan SystemUp 2009 Windows Styler secara gratis, caranya sebagai berikut:

  1. Buka halaman promosi ini.

  2. Tulis alamat email Anda dan klik tombol Lizenzschlüssel anfordern.

  3. Buka email Anda dan catat kode registrasi yang telah dikirimkan dari noreply@zonelink.de.

  4. Download softwarenya di sini.

  5. Install software dan masukkan kode registrasi yang telah Anda terima.

  6. Selesai

Setelah itu Anda bisa mencoba mengganti tampilan Windows Anda dari

Windows Styler tersebut. Secara default ada 3 theme bawaan Windows Styler. Anda bisa mendapatkan secara gratis theme tambahan untuk Windows Styler di sini.

Artikel Gratis Windows Styler Untuk Mempercantik Windows Anda ini dipersembahkan oleh Klik-Kanan.com. Kunjungi Klik-Kanan.com untuk informasi seputar komputer dan internet.

Selengkapnya...

Kamis, 04 Maret 2010

Layanan Blog Gratis Indonesia

Aktivitas ngeblog atau menulis artikel pada media blog saat ini sudah merupakan hal yang sangat biasa. Banyak alasan yang melatarbelakangi seseorang menulis artikel pada blog, mulai dari sekedar untuk menunjukkan ekspresi, untuk berbagi pengalaman, berbagi informasi sampai dengan untuk mencari uang lewat internet.


Untuk memulai aktivitas ngeblog dengan tanpa modal (keluar biaya hanya untuk koneksi internet) Anda bisa mencoba berbagai layanan blog hosting gratis. Dua nama yang paling terkenal untuk blog hosting gratis adalah Wordpress.com dan Blogspot.com.


Kalau Anda termasuk tipikal orang yang cinta produk dalam negri, Anda bisa mencoba layanan blog hosting gratis Indonesia. Walaupun platform blog gratis tersebut semuanya menggunakan Wordpress tapi penyedia layanannya tetap orang atau perusahaan dari Indonesia :-D


Berikut ini adalah beberapa daftar blog hosting gratis Indonesia:



  • http://blogdetik.com/

  • http://dagdigdug.com/

  • http://blog.mediaindonesia.com/

  • http://inilahkita.com/

  • http://organisasi.org/

  • http://blognas.com/

  • http://astalog.com/

  • http://ngeblogs.com/

  • http://www.bloggaul.com/

  • http://inilahkita.com/


Sebagian blogger menggunakan blog gratis tersebut untuk mendukung blog utama mereka dalam kontes astaga.com lifestyle on the net. Barangkali Anda juga ;-)



Artikel Layanan Blog Gratis Indonesia ini dipersembahkan oleh Klik-Kanan.com. Kunjungi Klik-Kanan.com untuk informasi seputar komputer dan internet.

Selengkapnya...

Template by : kendhin x-template.blogspot.com